Saya berpikir, karena itu saya ada

 Saya berpikir, karena itu saya ada

David Ball

Saya berpikir, karena itu saya ada adalah frasa dari filsuf Prancis René Descartes Bentuk bahasa Latinnya diterjemahkan sebagai Cogito, ergo sum tetapi aslinya ditulis dalam bahasa Prancis: Je pense, donc je suis Hal ini terdapat dalam buku Descartes "Discourse on Method", 1637.

Bahkan, terjemahan paling harfiah dari frasa aslinya adalah "Saya berpikir, karena itu saya ada".

Makna dari "Aku berpikir, maka aku ada" adalah landasan dari visi Pencerahan, karena menempatkan akal manusia sebagai satu-satunya bentuk eksistensi .

René Descartes dianggap sebagai pendiri filsafat modern.

Ungkapan ini muncul ketika Descartes mencoba menguraikan metodologi untuk menjelaskan apa itu "pengetahuan sejati." Pemikiran filsuf ini berasal dari keraguan absolut, karena ia ingin mencapai pengetahuan yang absolut, tidak dapat dipertanyakan, dan tidak dapat disangkal.

Tetapi untuk ini, perlu meragukan segala sesuatu yang sudah ada.

Satu hal yang tidak dapat diragukan oleh Descartes adalah keraguannya sendiri dan, akibatnya, pemikirannya.

Jika seseorang meragukan segala sesuatu, maka pikirannya ada, dan jika ia ada, begitu juga dengan individu tersebut.

Ungkapan "Saya berpikir, karena itu saya ada" merupakan inti dari pemikiran filosofisnya dan metodenya secara keseluruhan. Melalui buku "Diskursus tentang Metode", sang filsuf membahas keraguan yang hiperbolis, meragukan segala sesuatu, dan tidak menerima kebenaran apa pun.

Dalam renungan Descartes, dapat dilihat bahwa ambisinya adalah untuk menemukan kebenaran dan membangun pengetahuan di atas fondasi yang kuat.

Lihat juga: Apa artinya memimpikan buah kelapa?

Untuk itu, ia harus menolak segala sesuatu yang menimbulkan pertanyaan, yang menyebabkan keraguan terhadap segala sesuatu.

Apa yang disajikan pada indera dapat menimbulkan keraguan, karena indera sering kali dapat menipu seseorang. Dengan cara yang sama, mimpi tidak dapat dipercaya, karena mimpi tidak menggunakan hal-hal yang nyata sebagai dasarnya.

Lihat juga: Apa artinya memimpikan ular berbisa?

Selain itu, bahkan ilmu pengetahuan "eksak" seperti paradigma matematika pun dikesampingkan: seseorang harus menyangkal segala sesuatu yang disajikan kepadanya sebagai sesuatu yang sudah pasti.

Meragukan segala sesuatu, Descartes tidak dapat menolak bahwa keraguan itu ada. Karena keraguan berasal dari pertanyaannya, filsuf ini berasumsi bahwa kebenaran pertama adalah "Saya berpikir, karena itu saya ada".

Dengan demikian, ini adalah pernyataan pertama yang dianggap benar oleh sang filsuf.

Metode Kartesius

Pada pertengahan abad ke-17, terdapat hubungan yang kuat antara filsafat dan ilmu pengetahuan.

Tidak ada metode ilmiah yang konkret, dan pemikiran filosofislah yang mengatur aturan-aturan untuk memahami masyarakat dan semua fenomenanya.

Seiring dengan munculnya aliran pemikiran atau proposal filosofis baru, cara memahami dunia dan bahkan ilmu pengetahuan itu sendiri juga berubah.

Kebenaran absolut dengan cepat "digantikan", yang sangat mengganggu Descartes.

Tujuannya - untuk mencapai kebenaran absolut, di mana kebenaran tersebut tidak dapat diganggu gugat - menjadi pilar dari metode Cartesian, yang didukung oleh keraguan.

Pemikiran filsuf ini akhirnya menghasilkan perpecahan antara filsafat tradisional Aristoteles dan filsafat abad pertengahan, yang memfasilitasi terbukanya jalan menuju metode ilmiah dan filsafat modern.

David Ball

David Ball adalah seorang penulis dan pemikir ulung dengan hasrat untuk menjelajahi bidang filsafat, sosiologi, dan psikologi. Dengan rasa ingin tahu yang mendalam tentang seluk-beluk pengalaman manusia, David mengabdikan hidupnya untuk mengungkap kompleksitas pikiran dan hubungannya dengan bahasa dan masyarakat.David memegang gelar Ph.D. dalam Filsafat dari universitas bergengsi di mana ia berfokus pada eksistensialisme dan filsafat bahasa. Perjalanan akademiknya telah membekalinya dengan pemahaman yang mendalam tentang sifat manusia, memungkinkannya untuk menyajikan ide-ide kompleks dengan cara yang jelas dan dapat diterima.Sepanjang karirnya, David telah menulis banyak artikel dan esai yang menggugah pikiran yang menggali kedalaman filsafat, sosiologi, dan psikologi. Karyanya meneliti beragam topik seperti kesadaran, identitas, struktur sosial, nilai-nilai budaya, dan mekanisme yang mendorong perilaku manusia.Di luar pengejaran ilmiahnya, David dihormati karena kemampuannya menjalin hubungan yang rumit antara disiplin ilmu ini, memberi pembaca perspektif holistik tentang dinamika kondisi manusia. Tulisannya dengan cemerlang mengintegrasikan konsep filosofis dengan pengamatan sosiologis dan teori psikologis, mengundang pembaca untuk mengeksplorasi kekuatan mendasar yang membentuk pikiran, tindakan, dan interaksi kita.Sebagai penulis blog abstrak - Filsafat,Sosiologi dan Psikologi, David berkomitmen untuk mengembangkan wacana intelektual dan mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi yang rumit antara bidang yang saling berhubungan ini. Postingnya menawarkan pembaca kesempatan untuk terlibat dengan ide-ide pemikiran, menantang asumsi, dan memperluas cakrawala intelektual mereka.Dengan gaya tulisannya yang fasih dan wawasannya yang mendalam, David Ball tidak diragukan lagi adalah seorang pemandu yang berpengetahuan luas di bidang filsafat, sosiologi, dan psikologi. Blognya bertujuan untuk menginspirasi pembaca untuk memulai perjalanan introspeksi dan pemeriksaan kritis mereka sendiri, yang pada akhirnya mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.